Monday, February 6, 2012

Goodbye Pulseaudio, Welcome Alsa

Pulseaudio is buggy. ALSA is very good replacement.

A. Remove Pulseaudio

killall pulseaudio
sudo killall pulseaudio
sudo apt-get purge pulseaudio pulseaudio-utils gstreamer0.10-pulseaudio libpulse-browse0 paman pavumeter pavucontrol
sudo mv /etc/asound.conf /etc/asound.conf-bak
rm ~/.pulse-cookie
rm -r ~/.pulse

B. Install ALSA

sudo apt-get install libalsaplayer0 esound alsa-oss alsaplayer mpg321 alsaplayer-alsa alsa-base

test:
alsaplayer -o alsa -d plug:dmix some1.mp3 &
alsaplayer -o alsa -d plug:dmix some2.mp3 &


Mplayer
By removing pulseaudio, you can not play simultaneous audio in Mplayer. In command line use:

-ao alsa:device=plug=dmix
 
or

edit /etc/mplayer.conf then replace with:
ao=alsa:device=plug=dmix 

 
References:

Sunday, October 9, 2011

Pustaka

[1] S. Ahmed M. S. Alam. Performance evaluation of important ad hoc
network protocols. EURASIP Journal on Wireless Communications
and Networking, 2006:1–11, 2006.
[2] J. Broch. A performance comparison of multi-hop wireless ad hoc net-
work routing protocols. In 4th annual ACM/IEEE international con-
ference on Mobile computing and networking, 1998.
[3] C. Intanagonwiwat R. Govindan D. Estrin. Directed diffusion: A
scalable and robust communication paradigm for sensor networks. In
ACM/IEEE International Conference on Mobile Computing and Net-
working, 2000.
[4] G. Jayakumar G. Ganapathy. Performance comparison of mobile ad-hoc
network routing protocol. IJCSNS International Journal of Computer
Science and Network Security, 17:77–84, 2007.
[5] S. Madden M. J. Franklin J. Hellerstein W Hong. Tag: Tiny aggregate
queries in ad-hoc sensor networks. In USENIX Symposium on Operating
Systems Design and Implementation, 2002.
[6] Y. Hu D. B. Johnson. Caching strategies in on-demand routing proto-
cols for wireless ad hoc networks. In Sixth Annual IEEE/ACM Inter-
national Conference on Mobile Computing and Networking (MobiCom
2000), 2000.
[7] K. Yao R. E. Hudson C. W. Reed D.Chen F. Lorenzelli. Blind beam-
forming on a randomly distributed sensor array system. IEEE Journal
of Selected Areas in Communication, 1998.
[8] D. B. Johnson D. A. Maltz. Mobile Computing, chapter Dynamic Source
Routing in Ad Hoc Wireless Networks, pages 153–181. Kluwer Academ-
ic Publishers, 1996.
[9] P. Bonnet J. Gehrke P. Seshadri. Querying the physical world. IEEE
Personal Communications Magazine, pages 10–15, 2000.
[10] A. K. Gupta H. Sadawarti A. K. Verma. Performance analysis of aodv,
dsr & tora routing protocols. IACSIT International Journal of Engi-
neering and Technology, 2, 2010.

Wednesday, October 5, 2011

Parameter Simulasi

Parameter simulasi
Parameter simulasi dibagi menjadi 3 kategori:
1. Parameter Lingkungan
Merupakan konfigurasi mengenai simulasi lingkungan yang digunakan.
2. Parameter Skenario Aplikasi
Merupakan konfigurasi bagaimana perilaku aplikasi. Misalnya: apakah user menggunakan load yang ringan atau berat.
3. Parameter Routing
Merupakan parameter-parameter dari setiap protokol routing yang digunakan.
Parameter Lingkungan
Setiap node bergerak berdasarkan random waypoint model[8]: node berada pada posisi yang random, menunggu selama beberapa waktu (pause time) kemudian memilih lokasi random baru dan bergerak dengan kecepatan konstan antara 0 - Vmax. Ketika node telah sampai ditujuan, node akan menunggu selama pause time dan proses akan terus berulang. Ruangan yang digunakan adalah berukuran 1500m x 300m[6]. Ruangan sengaja dipilih bukan berbentuk persegi untuk meningkatkan rata-rata jumlah hops dan membuat lingkungan lebih nyata. Semua protokol routing disimulasi menggunakan model pergerakan dan lingkungan yang sama.

Parameter
Nilai
Jumlah node
50
Kecepatan maksimal
20 m/s
Ukuran ruangan
1500m x 300m
Jarak nominal radio
25m
Pasangan Source-destination
20
Source data pattern
4 paket/detik
Data payload
512 bytes/paket
Total aplication data load
327 kbps
PHY link bandwidth
2 Mbps
Table: Parameter Lingkungan
Skenario Aplikasi
Dipilih 5 skenario aplikasi:
1. Web surfing,
2. Vidoe streaming,
3. Voice,
4. Database,
5. File transfer.

Web (HTTP)
Simulasi aplikasi browsing dari setiap node. Spesifikasi browsing adalah HTTP 1.1. Page interval time akan mendefinisikan kapan request web page akan dilakukan. Akses webpage selanjutnya dihitung dengan menambahkan interval time saat webpage selesai diakses. Tipe service yang digunakan adalah best effort (tidak ada QoS).

Parameter
Nilai
Spesifikasi HTTP
HTTP 1.1
Page Interval time
exponential(10)
Spesifikasi HTTP
HTTP 1.1
Server
Browsing
Type of service
best effort
Table : Parameter HTTP
Video
Simulasi trafik ringan video dilakukan dengan menentukan frame rate untuk incoming dan outgoing video stream. Ukuran setiap frame juga ditentukan, dalam hal ini adalah 128x120 pixel. Ditentukan juga trafik yang terjadi, apakah murni semua video atau terdapat background trafik lainnya

Parameter
Nilai
Frame Interval Time
10 frames/s
Frame size
128x120 pixel
Trafix Mix
50%
Type of service
best effort
Table : Parameter Video
Voice
Akan disimulasikan light voice traffik. Serupa dengan simulasi video tetapi perlu disetting parameter seperti encoder scheme yang digunakan, compression delay, decompression delay dan lingkungan percakapan.

Parameter
Nilai
Encoder Scheme
G.729 A
Voice frame per packet
1
Compression delay
0.02 s
Decompression delay
0.02 s
Trafix Mix
50%
Type of service
best effort
Table : Parameter Voice
Database
Simulasi trafik database. Transaction mix merupakan perbandingan antara jumlah query dan total transaksi. Ukuran transaksi menentukan berapa byte load dari setiap transaksi, dalam kasus ini adalah 16 byte konstan. Waktu transaksi adalah berapa sering node akan mengakses server. Eksponensial berarti node akan mengakses server berdasarkan kurva ekponensial. Tipe service adalah tipe service yang digunakan oleh klien.

Parameter
Nilai
Transaction Mix
50%
Transaction time
exponential(30)
Transaction size
16 byte
Type of service
best effort
Table : Parameter Database
FTP
Simulasi trafik ringan FTP. Pertama-tama ditentukan perbandingan antara perintah file "get" FTP dengan file "put" FTP (command mix). Sisa persentasi adalah perintah file "put". Ditentukan juga ukuran file yang akan dikirim (1000 bytes) dan interval untuk mengirim file tersebut.

Parameter
Nilai
Command Mix
50%
Inter-request time
exponential(3600)
File size
constant(1000 bytes)
Type of service
best effort
Table : Parameter FTP
2.2.3 Parameter Routing
Parameter yang disetting untuk setiap protokol routing. Sebagai gambaran, berikut adalah parameter yang diperoleh dari referensi. Efek dari parameter dan hasil analisis simulasi akan dibahas pada tulisan selanjutnya .
DSR
Parameter
Nilai
Route Expire Timer
30s
Request Table size
6
Send buffer max size
infinity
Table : Parameter DSR
AODV
Parameter
Nilai
Route Request Retries
5
Hello Interval (seconds)
uniform(1,1.1)
Net diameter
6
Local repair
enable
Table : Parameter AODV
OSLR
Parameter
Nilai
Willingness
high
Hello Interval (seconds)
5
Table : Parameter OSLR
GRP
Parameter
Nilai
Hello Interval
uniform
Neighbour Expiry Time
Constan(10)
Number of initial flood
1
Backtrack Option
Enable
Table: Parameter GRP
TORA
Parameter
Nilai
Mode Operasi
On-demand
Opt transit interval
300s
Ip packet discard
10s
Table : Parameter TORA
Indikasi Performansi
Indikasi performansi yang diukur dalam setiap simulasi adalah sebagai berikut:
1. Throughput
2. Delay
3. Jitter
4. Trafik
5. Jumlah hop yang digunakan
Indikator perfomansi lainnya yang merupakan karakteristik spesifik aplikasi akan ditambahkan. Sebagai contoh pada FTP ditambahkan indikasi avarage upload time, pada aplikasi voice akan ditambahkan indikator jitter.

Sunday, September 25, 2011

Related Work

Past work:
1. A. K. Gupta H. Sadawarti A. K. Verma. Performance analysis of aodv,
dsr & tora routing protocols. IACSIT International Journal of Engi-
neering and Technology, 2, 2010. => Simulasi AODV, DSR dan TORA dengan ns-2

2. G. Jayakumar G. Ganapathy. Performance comparison of mobile ad-hoc
network routing protocol. IJCSNS International Journal of Computer
Science and Network Security, 17:77–84, 2007. => Simulasi AODV, DSR dengan ns-2

3. S. Ahmed M. S. Alam. Performance evaluation of important ad hoc
network protocols. EURASIP Journal on Wireless Communications and
Networking, 2006:1–11, 2006. => Simulasi AODV, DSR dan TORA dengan opnet

4. J. Broch. A performance comparison of multi-hop wireless ad hoc net-
work routing protocols. In 4th annual ACM/IEEE international confer-
ence on Mobile computing and networking, 1998. => Simulasi AODV, DSR. DSVD dan TORA dengan ns-2

Wednesday, September 21, 2011

Simulasi menggunakan Opnet

Bab ini berisi deskripsi simulasi, skenario-skenario, hasil simulasi dan analisis hasil simulasi

Routing yang akan disimulasikan adalah:
AODV
DSR
OLSR
TORA
GRP

Aplikasi/skenario yang dipakai:
HTTP
FTP
Video
Voice
Database

Matrik Performansi yang digunakan adalah:
HTTP: traffik (byte/sec), delay (sec)
FTP: traffik (byte/sec), delay (sec), average upload time (sec)
Video: throughput (byte/sec), delay variation, delay
Voice: throughput (byte/sec), delay variation, delay
Database: traffik (byte/sec), delay (sec)

Perbandingan Wireless Ad-Hoc Routing

Bab ini membandingkan setiap wireless ad-hoc routing berdasarkan parameter-paremater yang telah ditentukan.

Parameter yang akan dibandingkan:

Pada routing dengan Table driven routing:
- Time complexity
- Communication complexity
- Cara Routing
- Loop-free
- Multicast capability
- Tables yang dibutuhkan
- Frekuensi update transmissions
- Updates ditransmisikan ke
- Utilizes sequence numbers
- Utilizes hello messages
- Critical nodes
- Routing metric
- Kekurangan
- Kelebihan

Pada routing dengan On-demand
- Time complexity
- Communication complexity
- Cara Routing
- Loop-free
- Multicast capability
- Beaconing requirements
- Kemungkinan Multiple route
- Routes disimpan di
- Utilizes route cache/table expiration timers
- Motodologi rekonfigurasi routing
- Routing metric
- Kekurangan
- Kelebihan

Review Wireless Ad-Hoc Routing

Bab ini membahas deskripsi dan cara kerja Wireless Ad-Hoc Routing

Reactive Routing Protocols (On-Demand):
• AODV: Ad hoc On-Demand Distance Vector
• DSR: Dynamic Source Routing
• ACOR: Admission Control enabled On-demand Routing
• ABR: Associatively-Based Routing

Proactive Routing Protocols (Table-Driven):
• OLSR: Optimized Link State Routing
• DSDV: Destination-Sequenced Distance Vector
• AWDS: Ad Hoc Wireless Distribution Service
• CGSR: Clusterhead Gateway Switch Routing

Hybrid Protocols:
• TORA: Temporally-Ordered Routing Algorithm
• ZRP: Zone Routing Protocol
• OORP: Order One Routing Protocol

Klasifikasi
Routing protokol untuk jaringan mobile ad-hoc dibagi menjadi 2 kategori:

1. Proaktif atau table-driven routing protokol 
Table-driven routing berusaha untuk menyediakan informasi routing
yang konsisten dan up-to-date di setiap node. Setiap node diharuskan
mempunyai satu atau lebih tabel untuk menyimpan informasi rout-
ing. Setiap node merespon perubahan dalam topologi jaringan den-
gan menjalarkan update informasi tabel routing ke seluruh node di
jaringan untuk memastikan konsistensi routing. Perbedaan-perbedaan
antar protokol berbasis table-driven terletak pada: struktur tabel rout-
ing yang digunakan dan metode bagaimana perubahan topologi jaringan
disebarkan. Contoh table-driven routing: DSDV (Destination-Sequenced
Distance-Vector), CGSR (Clusterhead Gateway Switch Routing), WRP
( Wireless Routing Protocol).
 
2. Reaktif atau on-demand routing protokol 
Pada pendekatan on-demand, routing hanya dibuat ketika node sum-
ber membutuhkannya. Saat node sumber membutuhkan routing ke
node tujuan, node sumber melakukan proses route discovery dalam
jaringan. Proses ini akan selesai jika rute telah ditemukan atau se-
mua permutasi rute telah diperiksa. Setelah didapat rute maka akan
dilakukan prosedur routing maintenance hingga node sumber tidak
menginginkan lagi atau node tujuan tidak bisa diakses lagi. Contoh
on-demand routing: AODV (Ad Hoc On-Demand Distance Vector),
DSR (Dynamic Source Routing), TORA (Temporally Ordered Rout-
ing Algorithm), SSR (Signal Stability Routing), ASR (Associativity-
Based Routing).
 
DSDV
DSDV merupakan table-driven routing protokol yang menggunakan algorit-
ma Bellman-Ford. Setiap node mempunyai table routing yang berisi: semua
kemungkinan tujuan yang dapat dituju (next hops), jumlah hops ke setiap
tujuan dan sequence number. Sequence number digunakan agar tidak terjadi
routing loops. Tabel routing ditransmisikan secara periodik untuk menjaga
konsistensi. Terdapat dua cara untuk transmisi: full dump dan incremen-
tal. Full dump jarang dilakukan. Incremental dilakukan hanya jika terjadi
perubahan. Struktur paket yang ditransmisikan terdiri dari: alamat node
tujuan, jumlah hops untuk mencapai node tujuan, sequence number dan
sequence number baru yang unik bagi broadcaster.

DSR
DSR termasuk dalam on-demand routing dan menggunakan konsep source
routing. Node diharuskan untuk memelihara route cache, entri pada route
cache akan diupdate sejalan dengan perubahan topologi. DSR tidak meng-
gunakan periodic message seperti pada AODV sehingga mengurangi band-
width overhead, menghemat baterai dan menghindari update routing dalam
ukuran yang besar. DSR menggunakan MAC layer untuk mengidentikasi
adanya kegagalan link.
Protokol DSR terdiri dari 2 fase utama: route discovery dan route main-
tenance. Jika sebuah node ingin mengirim paket ke node tujuan, pertama
node akan melihat route cache miliknya. Jika rute ke tujuan ada maka
node akan menggunakan informasi di route cache. Jika tidak tidak dite-
mukan informasi maka node memulai proses route discovery dengan cara
membroadcast paket request route. Paket request route berisi: alamat tu-
juan, alamat node sumber dan unik ID. Setiap node yang menerima paket
request route akan memeriksa route cache masing-masing. Jika node tidak
mengetahui node tujuan, maka node tersebut akan menambahkan alamat
node tersebut kedalam paket dan kemudian memforwardnya.Route reply
digenerate ketika route request mencapai node tujuan atau node perantara
yang mempunyai informasi node tujuan pada route cachenya. Node tersebut
akan menyampaikan paket route reply ke node selanjutnya hingga sampai
node sumbernya.
Route maintenance dicapai dengan route error packet dan acknowledge-
ment. route error packet digenerate oelh MAC layer jika terjadi kegagalan
transmisi link. Ketika route error packet diterima, hop akan dihapus pada
informasi cache route. Ack digunakan sebagai mekanisme tambahan untuk
memverifikasi link-link dalam rute.

AODV
AODV hampir merupakan perpaduan antara DSR dan DSDV. AODV mem-
punyai karakteristik seperti DSR yaitu hanya melakukan route discovery
bila dibutuhkan (kategori on-demand routing). Akan tetapi AODV meng-
gunakan routing table tradisional (satu entri per tujuan), berbeda dengan
DSR yang multiple route dan menggunakan route cache. Seperti DSDV,
AODV menjamin tidak adanya loops akan tetapi AODV tidak menggunakan
periodic routing advertisement. Fitur utama yang membedakan AODV
adalah kemampuannya memberikan kounikasi unicast, multicast dan broad-
cast. AODV menggunakan komunikasi broadcast untuk route discovery dan
kemudian menggunakan unicast untuk route reply.

TORA
TORA adalah protokol routing yang sangat adaptif, efisien dan skalabel
berbasis konsep link reversal. TORA termasuk dalam kategori on-demand
routing protokol. Keunggulan dan keunikan utama TORA adalah TORA
menyediakan multiple rute ke node tujuan sehingga perubahan topologi
jaringan tidak berpengaruh besar kepada TORA. TORA hanya akan bereak-
si apabila semua rute ke node tujuan tidak ada. Multiple rute dapat dicapai
karena menggunakan control message yang terlokalisasi dalam kumpulan
node yaitu node hanya menjaga informasi routing disekitarnya (one hops).
Protokol TORA mempunyai 3 fungsi utama: route creation, route mainte-
nance dan route erasure.

OLSR
Optimized Link State Routing (OLSR) termasuk dalam kategori proak-
tif. OLSR menggunakan 2 jenis paket control: paket "hello" dan paket
"TC(Topology Control)". Paket hello digunakan untuk membangun node-
node tetangga dan pada saat yang sama digunakan untuk menghitung "mul-
tipoint relay". OLSR menggunakan periodic broadcast (paket hello) untuk
mengetahui node tetangga dan sekaligus memverifikasi kesimetrisan link ra-
dio. Paket hello yang dikirim berisi status radio link antara node dengan
node-node tetangganya. Status tersebut: asymmetric, symmetric atau mul-
tipoint relay.
Pada inisialisasi, ketika node A menerima paket hello dari tetangganya
(node B), node B akan mencatat node A sebagai Asymmetric. Kemudian,
jika node B mengirim kembali paket hello maka paket hello yang berisi sta-
tus node A adalah Asymmetric. Saat node A menerima paket hello dari
node B (dengan status node A adalah asymmetric), node A akan mencatat
bahwa node B sebagai symmetric. A kemudian mengirim paket hello ke B
dan B akan mengupdate status A ke sysmmetric. Multipoint relay adalah
kasus khusus node, ia adalah relay yang menghubungkan 2 node. Jika Paket
hello dibroadcast ke 1 hop, paket TC dibroadcast ke seluruh jaringan. Paket
TC berisi daftar multipoint relay.

GRP
Ide dasar dari GRP(Geographic Routing Protocol): node sumber mengirim
pesan ke lokasi geografis node tujuan dan bukan alamat node tujuan seperti
routing pada umumnya. GRP bekerja menggunakan 2 asumsi berikut:
• Setiap node dapat menentukan lokasi geografis dirinya sendiri dan
mengetahui posisi node-node tetangganya.
• Node source menyadari/mengetahui node tujuan. Dengan informasi
ini, pesan dapat di rutekan tanpa perlu mengetahui topologi jaringan
dan route discovery sebelumnya.
GRP cukup menarik karena dapat beroperasi tanpa adanya routing ta-
ble. Terlebih lagi, ketika posisi node tujuan diketahui, semua operasi akan
berjalan lokal yaitu: setiap node hanya harus memelihara node-node tetang-
ganya langsung. Terdapat 3 pendekatan routing: greedy routing (GR), face
routing (FR) dan adaptive face routing(AFR). Pada algoritma greedy rout-
ing, pesan di routing ke node yang paling dekat dengan tujuan. Lakukan
langkah tersebut hingga pesan sampai node tujuan.

Proposal Makalah

Judul
Perbandingan Performansi Ad-hoc Wireless Routing (AODV
DSR, OLSR, TORA, GRP)

Deskripsi
Membandingkan kinerja ad-hoc wireless routing (AODV,DSR,OSLR, TORA,GRP) dalam menangani layanan tertentu (Web, FTP, Video, Audio, Database). Opnet Network Simulator digunakan untuk membandingkan kinerja routing.

Tujuan
Mengetahui routing apa yang sebaiknya digunakan untuk layanan yang ada. 


Daftar Isi
1. Pendahuluan
Bab ini berisi deskripsi, tujuan
 
2. Review Wireless Ad-Hoc Routing
Bab ini membahas deskripsi dan cara kerja Wireless Ad-Hoc Routing

3. Perbandingan Wireless Ad-Hoc Routing
Bab ini membandingkan setiap wireless ad-hoc routing berdasarkan parameter-paremater yang telah ditentukan.

4. Simulasi Menggunakan Opnet
Bab ini berisi deskripsi simulasi, skenario-skenario, hasil simulasi dan analisis hasil simulasi

5. Kesimpulan
Bab ini berisi kesimpulan dan sara

Laporan:
Laporan v.0.0.1
Laporan v.0.0.2 

    Good Opnet Tutorial for Beginners

    List of Opnet Tutorial:
    1. http://www.staff.city.ac.uk/~veselin/opnet/EPM775_lab.pdf
    2. wireless

    Installing Opnet

    It takes almost 2 day for me to make Opnet work :(
    (from download all necessary software, installing and configure windows environment)

    Steps by step:

    I. Installing
    1. Install VS2008
    2. Install opnet model.exe
    3. Install modeler.exe (if you use my opnet download links, choose standalone license)
    4. Install doc-modeler.exe

    II. Configuration

    1. Configure Windows Environment

    Environment Settings for 32-bit Windows platforms are as below:

    DevEnvDir=C:\Program Files\Microsoft Visual Studio 9.0\Common7\IDE

    Framework35Version=v3.5

    FrameworkDir=C:\WINDOWS\Microsoft.NET\Framework

    FrameworkVersion=v2.0.50727

    INCLUDE=
    C:\Program Files\Microsoft Visual Studio 9.0\VC\ATLMFC\INCLUDE;
    C:\Program Files\Microsoft Visual Studio 9.0\VC\INCLUDE;
    C:\Program Files\Microsoft SDKs\Windows\v6.0A\include;

    LIB=
    C:\Program Files\Microsoft Visual Studio 9.0\VC\ATLMFC\LIB;
    C:\Program Files\Microsoft Visual Studio 9.0\VC\LIB;
    C:\Program Files\Microsoft SDKs\Windows\v6.0A\lib;

    LIBPATH=
    C:\WINDOWS\Microsoft.NET\Framework\v3.5;
    C:\WINDOWS\Microsoft.NET\Framework\v2.0.50727;
    C:\Program Files\Microsoft Visual Studio 9.0\VC\ATLMFC\LIB;
    C:\Program Files\Microsoft Visual Studio 9.0\VC\LIB;

    PATH=
    C:\Program Files\Microsoft Visual Studio 9.0\Common7\IDE;
    C:\Program Files\Microsoft Visual Studio 9.0\VC\BIN;
    C:\Program Files\Microsoft Visual Studio 9.0\Common7\Tools;
    C:\WINDOWS\Microsoft.NET\Framework\v3.5;
    C:\WINDOWS\Microsoft.NET\Framework\v2.0.50727;
    C:\Program Files\Microsoft Visual Studio 9.0\VC\VCPackages;
    C:\Program Files\Microsoft SDKs\Windows\v6.0A\bin;

    VCINSTALLDIR=
    C:\Program Files\Microsoft Visual Studio 9.0\VC

    VS90COMNTOOLS=
    C:\Program Files\Microsoft Visual Studio 9.0\Common7\Tools\

    VSINSTALLDIR=
    C:\Program Files\Microsoft Visual Studio 9.0

    WindowsSdkDir=
    C:\Program Files\Microsoft SDKs\Windows\v6.0A\

    Ref:
    http://www.edaboard.com/thread188067.html
    https://secure.cecn.mtu.edu/cecndocs/index.php/Opnetv14

    2. Configure Opnet
    2.1 Manifest File
    Copy the files from <opnet_dir>\14.0.A\sys\pc_intel_win32\bin\manifest into its parent dir (<opnet_dir>\14.0.A\sys\pc_intel_win32\bin).

    2.2 MSV Run time Library
    Copy the all content of C:\Program Files (x86)\Microsoft Visual Studio 9.0\VC\redist\x86\ into <opnet_dir>\14.0.A\sys\pc_intel_win32\bin.

    2.3 Opnet configuration (Opnet Preferences)
    Network simulation repository = stdmod

    Ref:
    https://enterprise16.opnet.com/4dcgi/Biblio_FullAbstract?BiblioID=1097

    keywords:
    Microsoft visual studio 2008; Opnet 14.0;
    How to configure MVS 2008 to support Opnet